Mengulang Doa Itu Seperti Mengayuh Sepeda, Suatu Saat Ia Akan Membawamu Kearah Yang Engkau Tuju
Sebagai seorang hamba yang lemah jangan lah pernah putus untuk berdoa kepada Allah. Doa sebenarnya adalah sebuah permintaan dan pengakuan akan kelemahan diri ini. Maka sering-seringlah berdoa kepada Allah, sebab Allah akan selalu memberinya lebih dari sekedar yang kita minta.
Dan bila permintaanmu pada-Nya belum juga diijabah, teruslah meminta, karena mengulang-ulang sebuah doa itu seperti kayuhan sepeda, suatu saat ia akan membawamu pada yang kamu tuju.
Allah menjamin pengabulan setiap doa kita melalui janji-Nya dalam ayat tersebut. Janji itu jelas bersifat mutlak. Hanya saja dalam ayat tersebut Allah Swt tidak menjelaskan dengan kata-kata, “menurut permintaanmu, atau menurut waktu yang engkau kehendaki, atau menurut kehendakmu itu sendiri”.
Tetapi jangan lupa, berikhtiarlah dengan usaha, karena usahamu yang sungguh-sungguh akan membuat Allah semakin yakin bahwa kamu pantas menerima yang kamu ingini, bila menurut-Nya sudah terbaik.
Sayangnya kita sering kali putus asa dalam berdoa, karena kita merasa doa-doa kita belum diijabah oleh Allah Swt. Sikap menyerah dan putus asa itu disebabkan karena manusia tidak merasa yakin bahwa apa yang ia pinta melalui doanya itu, akan benar-benar diijabah oleh Allah Swt.
Kita sering merasa bahwa Allah Swt itu adalah bawahan kita yang bisa kita perintahkan semau kita. Kita ingin doa kita segera terkabul dan kalau tidak terkabul kita ngambek gak mau berdoa lagi. Herannya kita lupa bahwa ijabah atau tidaknya suatu doa itu adalah Hak Prerogatif Allah semata, sama sekali bukan hak hamba, yang saleh sekalipun.
Dalam situasi keputusasaan itulah manusia sering tidak mau berdoa lagi, dan akhirnya ia kehilangan momen kehadirannya bersama Allah melalui doa.
Guru Sufi, Ibnu Athaillah as-Sakandari mengingatkan kepada kita semua agar kita tidak berputus asa dalam berdoa. Dalam Kitabnya yang terkenal “Al Hikam”, Ibnu Athailah berkata,
“Tertundanya pemberian (pengabulan doa) setelah engkau mengulang-ulang permintaan (berdoa), janganlah membuatmu putus harapan. Allah menjamin dikabulkannya doa mahluknya sesuai dengan apa yang Allah pilih buatmu, bukan menurut apa yang engkau pilih sendiri, dan pada waktu yang Allah kehendaki, bukan pada waktu yang engkau ingini.”
Berdoalah terus kepada Yang Maha Kuasa, Yang Maha Kaya dan Yang Maha Segala-Nya, Pemilik sekalian Alam semesta, Allah Swt.
Berdoalah terus kepadaNya sambil berharap dan yakin bahwa Allah pasti akan mengabulkan doa kita sesuai kehendakNya, di waktu yang DIA kehendaki, dengan cara Allah sendiri. Dan yakinlah bahwa Allah Swt pasti punya rencana yang terbaik buat kita, karena memang hanya DIA sebaik-baik yang membuat rencana. Jangan menyerah dan jangan putus asa dari rahmat Allah Swt.
Dan bila permintaanmu pada-Nya belum juga diijabah, teruslah meminta, karena mengulang-ulang sebuah doa itu seperti kayuhan sepeda, suatu saat ia akan membawamu pada yang kamu tuju.
Allah menjamin pengabulan setiap doa kita melalui janji-Nya dalam ayat tersebut. Janji itu jelas bersifat mutlak. Hanya saja dalam ayat tersebut Allah Swt tidak menjelaskan dengan kata-kata, “menurut permintaanmu, atau menurut waktu yang engkau kehendaki, atau menurut kehendakmu itu sendiri”.
Tetapi jangan lupa, berikhtiarlah dengan usaha, karena usahamu yang sungguh-sungguh akan membuat Allah semakin yakin bahwa kamu pantas menerima yang kamu ingini, bila menurut-Nya sudah terbaik.
Sayangnya kita sering kali putus asa dalam berdoa, karena kita merasa doa-doa kita belum diijabah oleh Allah Swt. Sikap menyerah dan putus asa itu disebabkan karena manusia tidak merasa yakin bahwa apa yang ia pinta melalui doanya itu, akan benar-benar diijabah oleh Allah Swt.
Kita sering merasa bahwa Allah Swt itu adalah bawahan kita yang bisa kita perintahkan semau kita. Kita ingin doa kita segera terkabul dan kalau tidak terkabul kita ngambek gak mau berdoa lagi. Herannya kita lupa bahwa ijabah atau tidaknya suatu doa itu adalah Hak Prerogatif Allah semata, sama sekali bukan hak hamba, yang saleh sekalipun.
Dalam situasi keputusasaan itulah manusia sering tidak mau berdoa lagi, dan akhirnya ia kehilangan momen kehadirannya bersama Allah melalui doa.
Guru Sufi, Ibnu Athaillah as-Sakandari mengingatkan kepada kita semua agar kita tidak berputus asa dalam berdoa. Dalam Kitabnya yang terkenal “Al Hikam”, Ibnu Athailah berkata,
“Tertundanya pemberian (pengabulan doa) setelah engkau mengulang-ulang permintaan (berdoa), janganlah membuatmu putus harapan. Allah menjamin dikabulkannya doa mahluknya sesuai dengan apa yang Allah pilih buatmu, bukan menurut apa yang engkau pilih sendiri, dan pada waktu yang Allah kehendaki, bukan pada waktu yang engkau ingini.”
Berdoalah terus kepada Yang Maha Kuasa, Yang Maha Kaya dan Yang Maha Segala-Nya, Pemilik sekalian Alam semesta, Allah Swt.
Berdoalah terus kepadaNya sambil berharap dan yakin bahwa Allah pasti akan mengabulkan doa kita sesuai kehendakNya, di waktu yang DIA kehendaki, dengan cara Allah sendiri. Dan yakinlah bahwa Allah Swt pasti punya rencana yang terbaik buat kita, karena memang hanya DIA sebaik-baik yang membuat rencana. Jangan menyerah dan jangan putus asa dari rahmat Allah Swt.
0 Response to "Mengulang Doa Itu Seperti Mengayuh Sepeda, Suatu Saat Ia Akan Membawamu Kearah Yang Engkau Tuju"
Posting Komentar