Menjelma bak Hantu, 30 Prajurit Kopassus Taklukkan Ribuan Pemberontak Kongo
Tentara Nasional Indonesia (TNI) kembali kehilangan prajurit terbaik bangsa. Adalah anggota TNI AD dari Kesatuan Detasmen Peralatan (Denpal) 014 Pekanbaru, Riau Serma Rama Wahyudi gugur saat bertugas menjaga perdamaian di Republik Demokratik Kongo (DRC).
Prajurit yang bertugas sebagai Satgas Kizi TNI Konga XX-Q/Monusco ini tewas setelah rombongan patrolinya diserang pemberontak Uganda dari Pasukan Sekutu Demokratik (ADF) di Kota Makisabo, Provinsi Kivu Utara, Kongo. Kelompok milisi ini dibentuk pada 1990-an dan bertanggungjawab atas kejahatan yang meluas di Kongo.
Prajurit TNI yang bertugas sebagai pasukan perdamaian dunia dikenal memiliki jiwa patriot dan profesional. Maka tidak heran, jika keberadaan prajurit TNI di luar negeri selalu diterima oleh masyarakat sekitar.
Berbagai kisah heroik prajurit TNI di luar negeri selalu menjadi sorotan dunia, seperti yang belum lama ini terjadi saat personel Kontingen Garuda XXIII-M untuk United Nations Interim Forces in Lebanon (UNIFIL) mendesak Main Battle Tank (MBT) Merkava atau tank tempur utama Israel untuk mundur dari perbatasan.
Kiprah prajurit TNI lainnya yang menjadi perbincangan adalah ketika Kontingen Garuda III (Konga III) di bawah pimpinan Kolonel Kemal Idris ditugaskan sebagai pasukan perdamaian di bawah UNOC (United Nations Operation in the Congo) pada tahun 1962. Sejumlah personel Komando Pasukan Khusus (Kopassus) tergabung dalam kontingen tersebut.
Kala itu, ribuan pemberontak Kongo di bawah pimpinan Moises Tsommbe menyerbu markas Pasukan Garuda. Baku tembak pun tak terhindarkan, namun dengan semangat yang tinggi Pasukan Garuda berhasil memukul mundur para pemberontak tersebut.
Setelah peristiwa tersebut, serangan balasan dirancang untuk menangkap pimpinan pemberontak. Sebanyak 30 Pasukan TNI melakukan penyergapan pada malam hari menggunakan kapal di atas Danau Tanganyika.
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, para pemberontak itu percaya dengan semua hal yang berbau mistis. Maka dengan cerdik, para prajurit baret merah tersebut menyamar sebagai hantu. Dalam sekejap, ribuan pemberontak Kongo berhasil ditangkap, prajurit TNI juga berhasil menyita beragam senjata.
Aksi Kopassus di berbagai medan laga selalu menjadi kebanggaan bangsa. Bahkan, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menyebut prajurit Kopassus bagaikan hantu-hantu yang menakutkan bagi musuh negara karena tugas apapun yang dilaksanakan oleh Kopassus selalu berhasil dituntaskan.
Sejarah telah mencatat, beragam operasi di dalam dan luar negeri semuanya berhasil ditangani dengan sangat membanggakan.
Dikatakan Panglima TNI, prajurit Kopassus dididik untuk menjadi prajurit yang profesional, karena nama Korps Baret Merah menggema sampai ke antero dunia.
“Saya sangat bangga melihat penampilan kalian semua karena mendapatkan nama dan sangat terkenal di seluruh dunia,” ujar Panglima TNI di Aula Griya Sena Baladika Grup 1 Kopassus Serang, Banten, Selasa 30 April 2019.
“Melihat sikap prajurit Kopassus mewujudkan dan menandakan bahwa prajurit sangat terlatih yang memiliki jiwa ksatria, militan, loyal dan profesional karena kalian dididik dan dilatih untuk dijadikan seorang ksatria pembela tanah air dan keselamatan bangsa,” katanya.
Sumber : okezone.com
0 Response to "Menjelma bak Hantu, 30 Prajurit Kopassus Taklukkan Ribuan Pemberontak Kongo"
Posting Komentar