Kisah Hariani dan Mustiawati Berbagi Suami : Cinta Pertama, Lalui Malam Pertama dengan Bahagia


Saepul baru saja bangun tidur saat wartawan Lombok Post kembali bertamu ke rumahnya untuk kedua kali Hari Senin (22/6) lalu. Namun bukan Saepul yang menjadi tujuan untuk diwawancara kali ini. Melainkan dua istrinya, Hariani dan Mustiawati.


Sebelumnya Hariani sempat menolak diwawancara karena malu. Begitu juga Mustiawati. Meski sempat diwawancara, ia tak banyak bicara. Namun kali ini, keduanya mau panjang lebar bercerita.

Ketiganya duduk bertiga. Akur. Entah apa yang ada di dalam hati mereka, tapi ekspresi wajah ketiganya terlihat ceria. Maklum mereka baru beberapa waktu lalu melewati malam pertama pernikahan. Bertiga. Dalam satu rumah.

Hariani lebih dulu mengungkapkan alasannya mau menikah dengan Saepul Bahri. Ia mengaku jatuh hati ke Saepul karena pria yang baru enam bulan pulang dari Malaysia itu mengajarkannya tentang cinta. “Sebelumnya belum pernah pacaran. Saepul cinta pertama saya,” ungkapnya tersipu malu.

Saepul bertukar rayuan dengan Hariani selama tiga bulan sebelum menikah melalui sambungan telepon. Keluguan Saepul lewat kata-katanya membuatnya merasa jatuh hati. Tak ayal, ia pun tak menolak ketika Saepul memintanya menjadi istri.

“Saepul orangnya baik,” nilainya.

Hariani nampaknya sudah lama merindukan kasih sayang laki-laki. Maklum ia ditinggalkan ayahnya yang meninggal sejak masih balita. Sehingga kasih sayang Saepul membuatnya kembali menemukan kehangatan cinta seorang laki-laki. “Makanya pas diajak nikah saya mau,” bebernya.

Namun, Hariani sebenarnya tak pernah menyangka jika Saepul akan menikahi seorang perempuan lain. Perempuan tersebut adalah Mustiawati yang juga sepupunya.

Rumah mereka bersebelahan. Bahkan keduanya memang sudah bersama sejak kecil. Main bersama dan tumbuh bersama. Usia mereka juga sama-sama 23 tahun. “Insya Allah ikhlas,” ujar Hariani ditanya apakah dirinya siap menjalani hidup dengan berbagi cinta.

Sementara Mustiawati mengungkapkan cerita yang berbeda. Ia menuturkan jika Saepul bukanlah cinta pertamanya. Saat Epol datang ke hatinya, justru ada pria lain yang memang lebih dulu sudah menjadi pacarnya. “Ada pacar saya dari Dusun Kelebut, desa sebelah,” ungkapnya.

Ia dan pacarnya bahkan sudah menjalin asmara sekitar sembilan bulan. Namun hatinya berubah ketika Epol–panggilan akrab Saepul Bahri–datang tiga bulan lalu. Lewat rayuan mautnya, Epol berhasil menggoyahkan hati Mustiawati. Hingga ia pun rela berpaling dari pujaan hati yang sebelumnya bertahta di singgasana hatinya.

“Kalau gantengnya sama seperti Epol. Tapi namanya hati tak bisa dibohongi. Sudah terlanjur cinta sama Epol,” akunya.

Saking cintanya, sampai dimadu pun ia rela. Bahkan berbagi cinta dengan sepupunya. Sama seperti Hariani, Mustiawati berjanji tidak akan saling menyakiti. Justru ia berharap rumah tangga mereka bisa menjadi keluarga sakinah, mawaddah, warahmah. “Semoga kami langgeng sampai maut memisahkan,” doanya.

Saepul sendiri mengaku sangat mencintai kedua istrinya. Menurutnya, anugerah menikahi dua istri sekaligus adalah jalan takdir Tuhan yang ditentukan untuknya. “Karena awalnya kan saya minta nomer HP Mustiawati. Tetapi teman ngasih nomor Hariani. Jadinya saya suka dan pacari dua-duanya,” bebernya.

Tak mau kehilangan dua perempuan yang terlanjur dicintainya, ia mempersunting mereka berdua selang sehari. Hariani Rabu Malam, Mustiawati Kamis Malam. “Saya bilang apa adanya. Kalau mau menikah dan hidup susah dengan saya, ayo kita menikah. Karena kan mereka tahu kondisi hidup saya. Saya pekerja serabutan dengan penghasilan tak menentu,” ungkapnya jujur.

Ia bersyukur dua istrinya memiliki keterampilan sejak gadis menjadi tukang jahit. Sehingga dengan saling memahami satu sama lain, Saepul, Hariani, dan Mustiawati berharap bahtera rumah tangga mereka bisa bahagia.

Sumber : jawapos.com

0 Response to "Kisah Hariani dan Mustiawati Berbagi Suami : Cinta Pertama, Lalui Malam Pertama dengan Bahagia"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel